Desa Kuta Male

LEGENDA DAN SEJARAH PEMBANGUNAN DESA

Pada zaman dahulu, sejak zaman kemerdekaan Republik Indonesia Desa Kutamale telah berdiri. Dulunya desa Kutamale, hanyalah sebuah perladangan/pertanian. Desa tersebut dulunya disebelah selatan Desa Kutamale, desa payanggugung letaknya sangat tersembunyi berada di lembah sungai lau nggalam dan lau biang. Konon menurut nenek moyang desa ini berada di lembah agar terhindar dari gangguan musuh. Di desa payanggagng ini masih banyak terdapat tanaman yang telah berumur ratusan tahun yang penanamannya sangat unik melambangkan merasa kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada tahun 1982 masih ada 2 rumah adat (siwaluh jabu) yang berdiri kokoh di payanggugng tersebut. Di sekitar payanggugung sangat asri banyak tanaman buah-buahan yang mengelilingi desa tersebut.

Desa adat payanggung ini menurut nenek moyang kami didirikan oleh orang karo yang bermarga sembiring kembaren, terbukti sampai sekarang secara turun-temurun tanah warisan masih didominasi oleh merga kembaren dan anak berunya.

Di Desa Kutamale dulunya terdapat tempat perjuangan yakni asrama tentara, letaknya berada sebelah utara desa kuta male dan di atas bukit dekat hutan lindung. Dari asrama ini kita dapat melihat 1/3 Tanah Karo. Menurut orang tua yang ikut berjuang pada saat itu tujuan didirikannya asrama tentara di atas bukit supaya, dapat melihat kedatangan (pergerakan) penjajah dari atas bukit tersebut. Banyak sekali masyarakat memberi bantuan kepada tentara pada jaman tersebut, berupa beras dan ubi.

Desa Kutamale, tanahnya subuh dan masyarakat tentram, damai, dan adat istiadatnya masih kental. Masyarakatnya hampir 90% petani, tanaman unggulan dari desa tersebut adalah jagung, padi, kemiri, dan 10% masyarakatnya bekerja sebagai pengrajin industry kecil (raga dayang).